Entri Populer

Senin, 02 Mei 2011

Fungsi Kota Bekasi Sebagai Wilayah Penyangga Jakarta

Fungsi Kota Bekasi Sebagai Wilayah Penyangga Jakarta : Laju Perubahan Sosial-Ekonomi Masyarakat Perumahan
Pondok Ungu Permai RT 03 RW 026


A. Pengantar


Kota Bekasi terletak berbatasan dengan Jakarta TImur. Kota Bekasi merupakan kota penyangga bagi Jakarta dalam segala aspek kehidupannya. Antara lain dalam bidang pemukiman, pendidikan, dan resapan air. Oleh karena itu, kota ini telah mengalami perubahan struktur  sosial dan ekonominya. Namun, tulisan ini akan  mengangkat kota Bekasi dalam lingkup tempat tinggal penulis. Yaitu, di Perumahan Pondok Ungu Permai, Bekasi Utara.

Jakarta sebagai salah satu kota yang memiliki jumlah penduduk terpadat di Indonesia yang membuat lahan pemukiman di Jakarta menjadi sangat minim. Oleh karena itulah para pendatang dan warga Jakarta yang menginginkan hunian yang lebih layak mencari sebuah wilayah pemukiman baru yang mereka anggap strategis dan tidak jauh dari Jakarta tempat mereka mengadu nasib. Wilayah tersebut salah satunya adalah  kota Bekasi.. Selain harga tanah yang masih relatif murah, letak kota Bekasi yang strategis manjadi salah satu faktor pendorong masyarakat memiliki hunian di kota ini dan keuntungan mendapatkan air bersih juga mudah didapat.

Banyaknya pendatang yang memasuki kota Bekasi, mengakibatkan banyak perubahan bagi kota Bekasi secara politik, sosial, etnisitas budaya, pemukiman, teknologi dan ekonomi. Perumahan Pondok Ungu Permai khususnya RT 03 Rw 026 yang merupakan tempat tinggal penulis pun tak luput ikut merasakan dampak dari proses perpindahan para pendatang tersebut yang banyak membuat perubahan.

Dalam penelitian ini, munculah pertanyaan yang menjadi dasar dalam penelitian terkait dengan terjadinya perubahan sosial-ekonomi yang terlihat dari perubahan minat para penduduk untuk memiliki kendaraan pribadi. Disini peneliti ingin mengetahui perubahan yang terjadi di RT 03 RW 026  yang merupakan tempat tinggal penulis sehingga memudahkan dalam pencaharian data-data yang dibutuhkan.

Untuk dapat melakukan penelitian ini, peneliti mengumpulkan data-data untuk menunjang penelitian dengan metode wawancara kepada penduduk asli dan pendatang RT 03 RW 026. Metode wawancara diharapakan efektif untuk membantu peneliti mendapatkan informasi yang akurat dan sesuai dengan keadaan dilapangan, dilengkapi dengan beberapa dokumentasi foto yang memperlihatkan perbedaan atau perubahan dari tahun ke tahun kehidupan masyarakat RT 03.



B. Perubahan Kondisi Wilayah RT 03 RW 026 Pondok Ungu Permai
Topografi Wilayah RT 03

            Periode tahun 1980-1994

Letak RT 03 yang terdapat dalam perumahan Pondok Ungu Permai dapat dikatakan strategis. Terlihat bahwa Pondok Ungu Permai merupakan perumahan yang sangat dekat dengan perbatasan antara Bekasi dan Jakarta Timur. Hal ini sangat menguntungkan dikarenakan banyak para pendatang yang mencari nafkah di Jakarta Timur. Akses transportasi yang mudah di dapat yakni dengan adanya angkot K-31,K-15 dan K-30 yang melalui perumahan ini menjadikan masyarakatnya mampu dengan mudah melakukan mobilitas ke Jakarta dan ke terminal Bekasi. Letak yang strategis inilah yang menjadi faktor masuknya para pendatang yang nantinya akan menjadi pendorong perubahan sosial-ekonomi masyarakat sekitarnya.

Factor Pendorong lainnya adalah di sekitar perumahan Pondok Ungu Permai berdiri pemukiman-pemukiman* yang memiliki tipe yang beragam. Hal ini membuat para pendatang lebih tertarik untuk bertempat tinggal disana. Semakin banyaknya pendatang membuat pemerintah daerah dan developer memperbaiki dan meningkatkan sarana dan prasarana yang digunakan untuk kepentingan umum. Faktor-faktor inilah  yang merupakan akibat dari berubahnya fungsi kota Bekasi menjadi wilayah penyangga Jakarta.

Dahulu pada tahun 1980-1990 wilayah Pondok Ungu Permai merupakan areal persawahan yang subur. Oleh karena itu, sebagian besar para penduduk asli bermata pencaharian sebagai petani dan peternakan. Jumlah rumah pun tidak sebanyak seperti sekarang, sehingga ada jarak antar rumah yang cukup jauh. Namun pola hubungan sosial antara  masyarakat sangatlah terjalin dengan baik.

Ikatan sosial masyarakat  di daerah ini yang saat ini menjadi RT 03, tergolong sangat erat dan baik dengan pola interaksi yang cenderung bersifat sosial dan tradisional. Terlihat dari banyaknya aktifitas yang dilakukan bersama oleh masyarakat seperti bekerja bakti, pengajian, dan pesta panen. Hal ini dimungkinkan karena kesamaan dalam mata pencaharian yaitu sebagai petani, sehingga persamaan dari pekerjaan tersebut dijadikan landasan penguat tali silaturahmi dan rasa solidaritas yang tinggi.

* Perumahan yang dibangun seperti Taman Harapan Baru, Sektor V, Candrabaga, Boulevard dan Harapan Indah.





Sarana dan Prasarana yang masih sangat minim dan infrastruktur jalan yang masih berupa tanah merah membuat masyarakat kesulitan untuk melakukan mobilitas. Diperparah dengan tidak adanya transportasi yang melalui wilayah ini. Minimnya penerangan di perumahan ini membuat hunian masyarakat menjadi gelap pada saat malam hari, dan biasanya masyarakat menggunakan penerangan  yang bersifat tradisional.

Status sosial masyarakat di perumahan ini dibedakan melalui kepemilikan lahan.. Kelompok masyarakat yang mempunyai lahan biasa disebut juragan, sedangkan mereka orang-orang yang tidak mempunyai lahan dikatakan sebagai pekerja biasa. Bila diperhatikan sudah ada perbedaan status dalam kepemilikan modal. Namun, kerukunan antara masyarakat  baik antara pemilik tanah dan pekerja terjalin dengan baik. Hal ini disebabkan karena masing-masing warga menyadari bahwa diantara mereka saling membutuhkan sehingga membuat masyarakat untuk terus saling menjaga kerukunan,

Pada Tahun 1988, PT Duta Putra Mahkota membeli seluruh lahan yang sekarang menjadi perumahan Pondok Ungu Permai untuk dijadikan perumahan. Perusahaan ini membeli seluruh areal persawahan yang dimilki oleh warga. Terkecuali sebidang tanah yang tidak dijual dikarenakan itu merupakan tanah wakaf. Para pemilik sawah yang telah menjual lahannya banyak yang pindah ke luar wilayah  Bekasi. Namun, bagi para pekerja mereka hanya mampu pindah dan membangun rumah seadanya disekitar wilayah Pondok Ungu Permai karena tidak memiliki cukup uang. Kemudian areal persawahan yang telah dibeli dibangun perumahan dengan berbagai tipe sesuai dengan  kebutuhan konsumen yang akan menempatinya nanti.

Sepenggal hasil wawancara peneliti yang dilakukan dengan pak Yasin yang dilakukan pada tanggal 14 Maret 2009.

“Dulu mah tong* saya tinggal di daerah yang sekarang jadi perumahan entu tuh yang sekarang jadi perumahan entu. Terus ada PT  yang beli tanah dan rumah kita warga disini dan dibayarin harganya mahal lagi, jadi terpaksa dah kita jual dan jadi tergusur ampe sini. Orang kayak bapak yang kagak punya apa-apa cuma bisa tinggal dimari di Pengarengan, kagak kaya yang punya tanah bisa pindah ke tempat yang lebih enakan dikit atau ada yang keluar kota. Dulu mah tetangga-tetangga bapak rukun, akrab, dan kagak sombong atu sama laen. Juragan aje yang banyak hartanya kagak sombong sama kita-kita para pekerjanya  Kagak kayak sekarang  ini pada anggap rendah orang-orang yang nasibnya kayak bapak yang cuma jadi buruh tani dulu.”



Hasil wawancara dengan pak Yasin, merupakan warga asli yang dahulu menjual tempat tinggalnya untuk proyek pembangunan perumahan Pondok Ungu Permai dan sekarang ia tinggal bersebelahan dengan perumahan tersebut namun dalam perkampungan.
* “Tong” adalah panggilan yang maksudkan kepada penulis karena dianggap lmasih  muda.



Sekitar tahun 1994, perumahan Pondok Ungu Permai pun telah selesai dibangun dan diresmikan. Akibat dari pembangunan ini adalah perubahan struktur topografi wilayahnya. Pada awalnya lahan wilayah ini adalah areal persawahan sekarang berubah menjadi sebuah perumahan yang tersusun rapi menurut blok-bloknya. Kemudian berubahnya kondisi jalanan yang dulunya masih berupa tanah merah sekarang telah diperbaiki dalam bentuk semen. Dalam periode 1988 hingga 1994 terjadi perubahan dalam hal fungsi penggunaan lahan.

Periode 1994-saat ini

Pada tahun 1994, Tepatnya setelah diresmikannya perumahan Pondok Ungu Permai ini, mulailah para pendatang yang berminat untuk berkediaman disini memasuki wilayah tersebut dan menempati rumah-rumah yang telah dibangun. Khususnya pada RT 03, seperti inilah sepenggal wawancara yang dilakukan penulis dengan warga pendatang pertama yang tinggal di RT 03 yaitu bapak Kliwon pada tanggal  20 maret 2009©.

“Ceritanya saya pindah kesini itu karena dengar kabar dari teman yang berkata kalau ada perumahan layak huni yang bisa dimiliki status kepemilikan tanahnya melalui jalan kredit. Kira-kira pada tahun 94 saya pindah kesini, masih sangat sepi tapi wilayahnya cukup strategis untuk berangkat kerja ke Jakarta dan gampang dapet air bersihnya. Dulunya saya tinggal di Priuk, disana tempatnya sempit banget, susah air, dan lagi pula disana saya masih mengontrak, jadi terpikir daripada setiap bulan mencicil kontrakan lebih baik cicil rumah pribadi.”

Pertambahan komposisi jumlah penduduk terus meningkat setiap tahunnya, sehinngga dalam beberapa tahun sudah terasa dipadati oleh warga. Padahal jumlah unit hunian yang ditawarkan terbilang sangat banyak. Namun, karena besarnya minat pendatang yang menginginkan bertempat tinggal di kota Bekasi membuat perumahan tersebut sudah mulai terasa padat. Perumahan ini sangat diminati, terbukti hanya dalam jangka waktu 3 tahun perumahan ini telah dipadati oleh penduduk.

Perubahan keadaan Struktur sosial dan ekonomi kehidupan mereka berkembang dengan pesat. Terlihat dengan bergesernya hubungan ketetanggaan di RT 03 yang ditandai dengan berubahnya struktur organisasi dan lembaga sosial di RT 03. Perubahan dalam ekonomi terlihat mulai dari beragamnya jenis pekerjaan yang dulunya hanya bertani sekarang dapat berwiraswasta maupun jadi pegawai pada perusahaan kelas rumahan. Kemudian dengan adanya transportasi yang menunjang segala aktifitas warganya membuat makin ramainya tempat ini. Perubahan sosial dan ekonomi ini sangat pesat terjadi akibat padatnya penduduk di Pondok Ungu Permai yang awalnya hanya ingin mencari pemukiman yang layak huni dapat merubah kehidupannya warganya. Hal ini dan perubahan lainnya akan di jelaskan pada bab selanjutnya.


© Hasil wawancara dengan pak Kliwon. Ia merupakan warga pendatang yang pertama kali menempati wilayah RT 03.



Komposisi Penduduk


Kota Bekasi yang berubah fungsi menjadi penyangga bagi kota Jakarta mengakibatkan munculnya perubahan struktur masyarakat, baik dari segi sosial maupun ekonomi serta meningkatkan komposisi penduduk. Terlihat dengan meningkatnya jumlah penduduk di kota Bekasi yang sangat signifikan. Kota Bekasi Terutama di Kecamatan Bekasi Utara memiliki 7 kelurahan, yaitu;  kelurahan Kaliabang Tengah, Harapan Jaya, Harapan Baru, Perwira, Teluk Pucung, Setia Asih, dan Marga Mulya. Berdasarkan penelusuran, Pondok Ungu Permai merupakan bagian dari kecamatan Bekasi Utara tepatnya di kelurahan Kaliabang Tengah. Berikut adalah data komposis penduduk tiap kelurahan yang diperoleh dari data BPS atahu 2000.
Tabel 1.1
Data Kependudukan Kelurahan di Kecamatan  Bekasi Utara
Tahun 2000
Kelurahan
Jumlah Penduduk
Luas Wilayah
Kepadatan Penduduk
Kaliabang Tengah
33.748
41,76
8.081,41
Harapan Jaya
35.463
50,23
7.060,12
Harapan Baru
23.573
46,46
3.558,32
Perwira
33.405
48,34
6.910,43
Teluk Pucung
24.447
36,67
6.666,75
Setia Asih
31.851
43,84
7.265,28
Marga Mulya
15.309
32,36
4.730,84
Jumlah
190.755
299,66
44.273,15


Berdasarkan data diatas pada tahun 2000, terlihat bahwa kelurahan Kaliabang Tengah mempunyai kepadatan penduduk tertinggi dibandingkan kelurahan lainnya. Walaupun dalam hal jumlah penduduk kelurahan Kaliabang Tengah berada di posisi kedua setelah kelurahan Harapan Jaya, namun karena wilayah Harapan Jaya lebih luas daripada Kelurahan Kaliabang Tengah. Oleh karena itu, penduduk di Harapan Jaya tidaklah sepadat di Kaliabang Tengah..

Tabel 1.2
Data Kependudukan Kelurahan di Kecamatan Bekasi  Utara
Tahun 2008
Kelurahan
Jumlah Penduduk
Luas Wilayah
Kepadatan Penduduk
Kaliabang Tengah
48.325
41,76
11.572,07
Harapan Jaya
50.758
50,23
10.105,12
Harapan Baru
23.573
46,46
5.073,83
Perwira
30.057
48,34
6.217,83
Teluk Pucung
38.038
36,67
10.373,05
Setia Asih
44.311
43,84
10.107,44
Marga Mulya
25.738
32,36
7.953,64
Jumlah
260.800
299,66
56.329,15


Berdasarkan data terbaru diatas, bila kita bandingkan dengan table 1.1 Dapat kita lihat terjadi peningkatan yang sangat pesat dalam hal jumlah penduduk di setiap kelurahan. Hal ini menandakan bahwa semakin bertambahnya minat para pendatang yang menempati wilayah kota Bekasi. Peningkatan jumlah penduduk juga akibat tingginya angka kelahiran yang besar di wilayah ini. Peningkatan komposisi penduduk ini pun terjadi di kelurahan Kaliabang Tengah, meningkat sebesar 14.577 jiwa. Bertambahnya kepadatan ini terjadi disebabkan oleh letak wilayah kelurahan Kaliabang Tengah yang strategis dan  banyak dilalui oleh trayek angkutan umum sehingga memudahkan para penduduk untuk melakukan mobilitas ke Jakarta. Letak lokasi yang strategis inilah yang menjadi alasan para pendatang memilih memiliki hunian di wilayah Bekasi.

Kelurahan Setia Asih pun mengalami peningkatan penduduk. Jika diamati, besar kemungkinan hal ini disebabkan oleh letak Setia Asih yang berada di pinggiran kota Jakarta berbatasan langsung dengan Jakarta. Para pendatang pun banyak yang memlih hunian disana dikarenakan lebih dekat bila mengurus segala macam bentuk administratif yang bersangkutan dengan Pemerintah Daerah setempat. Berdasarkan data diatas, terlihat bahwa pada tahun 2000 kelurahan Kaliabang Tengah yakni kelurahan yang menjadi tempat penelitian menduduki peringkat kedua Dalam hal banyaknya jumlah penduduk.

Jumlah Penduduk ini akan mempengaruhi terhadap struktur sosial dan ekonomi di kelurahan Kaliabang Tengah. Perumahan Pondok Ungu Permai yang menjadi lokasi penelitian ini merupakan wilayah yang berada di kelurahan Kaliabang Tengah. Pondok Ungu Permai juga mengalami perubahan komposisi penduduk terutama bagi RT 03 RW 026 khususnya, yang mana dapat mempengaruhi struktur sosial dan ekonomi di wilayah ini.  Untuk dapat melihat data mengenai komposisi penduduk di RT 03, berikut penulis lampirkan data penduduk RT 03 pada tahun 2000 dan tahun 2008.

Tabel 1.3
Data Kependudukan Pondok Ungu Permai RT 03 RW 026
Periode 2000-2008

Jumlah KK
Jumlah Penduduk
Laki-Laki
Perempuan
Tahun 2000
32
152
72
80
Tahun 2008
40
184
88
96
Data ini Diperoleh pada 23 maret 2009.

Berdasarkan data diatas, terlihat adanya peningkatan jumlah penduduk dari tahun 2000 hingga tahun 2008. Berdsarkan penelusuran di lapangan, Terdapat beberapa hal yang dapat diamati dan menjadi faktor penyebab meningkatnya jumlah penduduk. Pertama, Hal ini disebabkan oleh adanya pertumbuhan secara alamiah dari warganya sendiri yang dipengaruhi angka kelahiran yang tinggi. Kedua, peningkatan jumlah penduduk  lebih disebabkan oleh migrasi penduduk setiap tahunnya. Migrasi ini terjadi disebabkan oleh berubahnya fungsi kota Bekasi menjadi daerah penyangga bagi Jakarta. Selain itu, para pendatang yang telah lama menghuni perumahan ini mengajak kerabat dekat ataupun famili mereka untuk tinggal bersama maupun mengajak untuk bertempat tinggal di wliayah ini dengan juga ikut membeli unit rumah yang masih kosong.


C. Proses Terjadinya Perubahan Sosial dan Ekonomi Warga RT 03

Apabila dilihat, lingkungan di RT 03 ini telah mengalami masa-masa  perubahan. Salah satunya adalah perubahan struktur ekonomi warga RT 03 yang dapat dikatakan mengalami perkembangan pesat. Perubahan ini  disebabkan oleh makin banyaknya pendatang yang tinggal di wilayah RT 03. Sebagian besar pendatang yang bertempat tinggal disini, sebelumnya pernah tinggal dan bekerja di Jakarta®. Jadi dapat disimpulkan bahwa perubahan ekonomi yang terjadi di wilayah RT 03 lebih disebabkan oleh peningkatan perekonomian yang terjadi di kota Jakarta yang dibawa oleh para pendatang yang dahulu bertempat tinggal di Jakarta kemudian pindah dan berkediaman di Bekasi.

Berdasarkan kesimpulan diatas, sudah dapat memberikan sedikit banyak mengenai gambaran tentang saat-saat perubahan maupun faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya transformasi sosial dan ekonomi warga RT 03.  Saat-saat terjadinya perubahan struktur sosial dan ekonomi pada masyarakat di wilayah RT 03 hingga saat ini  akan dibagi menjadi 4 tahap.

Fase pertama (pada tahun 1980), akibat letak Pondok Ungu Permai yang strategis yakni berdekatan dengan perbatasan Jakarta Timur mengakibatkan semakin tingginya arus mobilitas penduduk dari Pondok Ungu yang menuju Jakarta Timur untuk bekerja atau berdagang. Letak yang strategis inilah yang mempengaruhi pertumbuhan arus ekonomi di sekitar wilayah Pondok Ungu. Ditahun ini kondisi jalan yang menghubungkan Pondok Ungu Permai dengan jalan raya Bekasi masih buruk ditambah lagi dengan masih minimnya jumlah transportasi masal yang lewat di daerah ini. Berikut adalah sepenggal wawancara dengan penduduk asli bernama pak Anto pada tanggal 20 maret 2009 yang pernah mengalami masa-masa sulitnya melakukan mobilitas pada tahun tersebut.

“Dulu mah tong, bapak pernah entu mo pergi ke rumah sodara aje ampe harus berangkat pagi bener biar dapet angkot. Entu juga kalo kagak penuh ama penumpang yang udah nunggu dari daerah kampung seberang Udah gitu jalan disini mah masya Allah dah jeleknya kagak kayak sekarang udah mulus. Jalan disini mah dulu rusak dah bikin angkot entu jalanya jadi lambat banget jadi kalo bapak dulu suka jualan ke pasar jadi suka kesiangan.”

® Hasil wawancara secara pribadi dengan beberapa KK yang berkediaman di RT 03, yang secara umum kebanyak dari mereka adalah pendatang yang pernah tinggal dan bekerja di Jakarta .
∞ Hasil wawancara dengan pak Anto. Ia merupakan penduduk asli yang masih berada di sekitar wilayah RT 03


Fase kedua (antara tahun 1988-1996), Bemula dengan ditandainya pembelian lahan secara besar-besaran oleh PT. Duta Putra Mahkota yang kemudian lahan-lahan tersebut dibangun perumahan. Letak strategis  membuat para  developer pembangun rumah-rumah hunian tertarik untuk membuat perumahan berskala besar. Pada rentang tahun ini telah terjadi perubahan dan perkembangan yang cukup signifikan

Mulai dari perubahan penggunaaan lahan, perbaikan konstruksi jalan, dan pengadaan fasiltas infrastruktur seperti adanya trayek angkot yang baru, pengadaan penerangan jalan, dan berbagai bentuk penunjang kehidupan sehari-hari seperti adanya warung dan toko yang menjual barang kebutuhan sehari-hari. Setelah keadaan menjadi seperti ini membuka kesempatan oleh kelompok masyarakat yang mayoritas berasal dari Jakarta untuk pindah dan bertempat tinggal di Bekasi. Biasanya dengan berbagai macam  alasan kedatangan mereka ke Bekasi, mulai dari sempitnya lahan di Jakarta, harga tanah yang mahal dan terkena gusuran hingga sulitnya mendapatkan fasilitas air bersih.

Fase ketiga (antara tahun 1996-2002), pada tahap ini semakin banyaknya kehadiran para pendatang yang masuk dan bertempat tinggal di perumahan Podnok Ungu Permai membuat peningkatan jumlah penduduk yang sangat pesat. Pada fase ini juga ditandai dengan adanya jenis-jenis pekerjaan yang telah terspesifikasi di wilayah RT 03. Masuknya para pendatang dengan pekerjaan mereka yang beraneka ragam membuat perubahan yang berdampak pada perubahan pendapatan masyarakat penghuni perumahan Pondok Ungu Permai RT 03.

Hal ini dapat dilihat dengan adanya kesepakatan bersama untuk pembangunan kantor RW 026 yang lebih banyak didanai oleh RT 03 dibanding RT lain yang masuk dalam RW tersebut.
(Dokumentasi foto kantor RW 026)


Kantor RW tersebut selesai dibangun pada tahun 2000. Kemudian dapat kita lihat adanya kesepakatan bersama untuk kembali membeton jalan di wilayah RT 03 pada tahun 2002*. Pada awalnya penduduk asli disini hanyalah bermata pencaharian sebagai para petani dan pemilik tanah saja. Namun, saat ini seiring dengan masuknya para pendatang membuat beragamnya jenis pekerjaan.

(Dokumentasi foto  kondisi jalan terbaru)

Berikut adalah data mata pencaharian penduduk RT 03, yang didapat pada 17 maret 2009.


Tabel 1.5
Data Mata Pencaharian Warga RT 03
Tahun 2009
Jenis Pekerjaan
Jumlah
Persentase
Karyawan
14
31,82%
PNS
3
6,82%
Wiraswasta
9
20,45%
Buruh
16
36,37%
Pensiunan
2
4,54%
Jumlah
44
100%


* Pembangunan Kantor RW 026 dan perbaikan jalan sepenuhnya menggunakan sumbangan dari warga sekitar RW 02 dan untuk jalan hanya sumbangan warga RT 03 saja..

Berdasarkan data yang diperoleh dari ketua RT setempat, kita dapat melihat telah terjadi spesifikasi jenis pekerjaan di dalam masyarakat Pondok Ungu Permai RT 03. Saat ini sangat berbeda dengan dahulu yang jenis pekerjaan masih bersifat homogen yang disebabkan tidak adanya jenis-jenis pekerjaan lain pada masyarakat dahulu dan hanya mengandalkan pertanian sebagai mata pencaharian.

Fase keempat (antara 2002-2008), pada fase ini telah terjadi perubahan struktur ekonomi dalam setiap anggota kepala keluarga RT 03. Jumlah pendapatan yang berbeda dari hasil pekerjaan mereka menyebabkan efek yang bersifat  beragam di masyarakat perumahan Pondok Ungu Permai khususnya di wilayah RT 03. Hal ini dapat kita lihat dengan  semakin meningkatnya jumlah kepemilikan kendaraan pribadi. Hal ini tentunya sangat berbeda jauh dengan saat sebelum tahun 1996 yang pada masa itu sangat minimnya kendaraan pribadi. Pada fase sebelum tahun 1996 kendaraan yang mampu memasuki wilayah RT 03 hanyalah Becak dan ojek. Namun seiring dengan  maraknya dealer kendaraan pribadi dengan harga miring dan dapat dimiliki dengan cara kredit membuat warga RT 03 lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi. Akibatnya becak dan ojek saat ini semakin terpuruk karena semakin  tingginya tingkat kepemilikan kendaraan pribadi.

Indikator lainnya yaitu berubahnya bentuk-bentuk rumah yang terjadi pada awal tahun 2002. Yang semula hanya berbentuk seragam dan hanya dibedakan berdasarkan tipe saja. Namun saat ini bentuk rumah telah mengalami perubahan dan menjadi beragam bentuknya. Seperti munculnya bentuk rumah dengan desain arsitektur yang minimalis dan modern, hingga rumah yang memiliki dua hingga tiga lantai. Hal lainnya yang terlihat berubah adalah kepemilikian pembantu atau baby sitter  di hampir masing-masing keluarga. Hal ini menunjukan bahwa kepala keluarga  yang memilki pembantu mengalami peningkatan di bidang perekonomian keluarganya.
(Dokumentasi foto tipe rumah yang masih asli)



(Dokumentasi foto tipe rumah yang telah mengalami perubahan)

Struktur sosial  di wilayah RT 03 pun mengalami perubahan. Hal ini terlihat dari kecenderungan sikap para warganya yang individualisme dan menjadikan rumah hanya sebagai tempat peristirahatan saja. Sehingga menciptakan kerenggangan antara warganya. Karena masing-masing sibuk bekerja. Pola interaksi pun hanya sebatas ketika saling membutuhkan atau bisa juga disebut pola interaksi ekonomi. Sangat amat jarang saat ini terjadi bentuk interaksi solidaritas mekanik. Hal ini sangat berbeda bila melihat sebelum tahun 1996, dimana warga RT 03 masih sedikit sehingga hubungan antara masyarakat masih terjalin dengan baik.


D. Struktur Sosial dan Ekonomi RT 03 Pada Tahun 2009

Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya, bahwa telah terjadi perubahan struktur sosial dan ekonomi dalam wilayah RT 03. Faktor Pendorong terjadinya perubahan yaitu letak perumahan Pondok Ungu Permai yang strategis sehingga mengakibatkan maraknya para pendatang untuk menempati perumahan tersebut. Terlebih lagi dari mudahnya transportasi saat ini yang memudahkan masyarakat melakukan mobilitas.

Kota Bekasi yang merupakan kota yang berbatasan dengan Jakarta yang merupakan ibu kota Indonesia. Masyarakat Jakarta selalu melakukan interaksi dalam hal ekonomi. Oleh karena itu Bekasi merupakan penyangga bagi Jakarta. Bekasi pun turut mendapat efeknya. Ditandai dengan banyaknya investor yang membangun perumahan-perumahan di Bekasi, yang salah satunya adalah perumahan Pondok Ungu Permai tersebut.

Maraknya para pendatang di wilayah merupakan faktor dominan terjadinya perubahan struktur sosial dan ekonomi pada masyarakat perumahan Pondok Ungu Permai khususnya RT 03. Perubahan secara ekonomi yang namapak terlihat jelas adalah meningkatnya jumlah kepemilikan kendaraan pribadi yang dimiliki oleh warga RT 03. Kemudian disusl dengan perubahan bentuk bangunan rumah yang dahulu bentu ruamah sama, namun saat ini sudah berbagai jenis bentuknya. Selain itu makin banyaknya kepala keluarga yang mempekerjakan Pembantu untuk mengurusi pekerjaan rumah tangga.

Bila dahulu semua pekerjaan rumah tangga dikerjakan sendiri  oleh para ibu-ibu, namun sekarang berubah dan lebih mempercayakan pembantu untuk mengurusi pekerjaan rumah tangga. Hal ini memperlihatkan bahwa telah terjadi peningkatan perekonomian dalam masyarakat RT 03 dengan bukti mereka mampu mempekerjakan orang lain. Perubahan sseperti ini telah menggusur struktur perekonomian lama dan mempengaruhi struktur sosia pada masyarakat RT 03.

Maraknya pendatang pun menjadi faktor  yang paling dominan  dalam hal terjadinya perubahan struktur sosial di wilayah RT 03.  maraknya pendatang mengakibatkan terjadinya spesialisasi pekerjaan yang beragam. Bila dahulu warga RT 03 hanya bekerja pada sektor pertanian sekarang sangatlah berbeda. Semua ini menyebabkan diantara warga  memiliki rasa kesamaan yakni sebagai petani yang berujung pada pola ketetanggaan yang erat dan terjalin dengan baik. Namun bila dilihat saat ini dengan makin beragamnya jenis pekerjaan  yang digeluti oleh warga RT 03, membuat warganya tidak mersakan lagi kesamaan seperti dahulu. Oleh sebab itulah pola ketetanggaan mereka seperti individualis.

Bentuk kehidupan masyarakat yang heterogen dan individualistic saat ini telah menjadi sebuah corak baru yang mampu menggeser corak lama setempat yang bersifat homogen dengan iktan sosial yang kuat dan baik. Bentuk ikatan sosial masyarakat yang renggang disertai oleh pergeseran solidaritas mekanik kepada solidaritas organic merupakan bentuk hubungan masyarakat dalam tatanan struktur sosial yang baru.

E. Penutup  

Berdasarkan pemaparan peneliti diatas, terlihat bahwa telah terjadi perubahan struktur sosial dan ekonomi  pada masyarakat perumahan Pondok Ungu Permai RT 03 RW 026. Perubahan seperti ini dapat terjadi kapan dan dimana saja, baik perubahan dalam kemajuan maupun kemunduran dalam berbagai hal. Masyarakat RT 03 merupakan sebauh gambaran nyata yang menjelaskan bagaimana perubahan sosial dan ekonomi dapat terjadi dan dinamika perubahan sosial-ekonomi sangatlah dinamis. Berbagai faktor juga mampu mendorong cepatnya proses perubahan tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar