Entri Populer

Senin, 25 April 2011

Game Online dalam Pendidikan Sosiologi

Game Online Arena Sebuah Komunitas Gamers yang Memiliki Struktur


Berawal dari ketertarikan saya melihat makin maraknya warung-warung internet (warnet) di kota Bekasi, terutama di Harapan Indah dan sekitarnya yang mempunyai kelebihan lain, yakni dapat bermain games dengan sistem online. Dari sini saya mulai memperhatikan bagaimana cara para gamers bermain, permainan apa yang mereka suka, dan bahkan bagaimana mereka mampu tidak tidur semalaman (begadang) demi memainkan games online di warnet. Sungguh luar biasa dampak dari games online ini, bahwa mereka sanggup untuk begadang, mengeluarkan biaya yang tidak sedikit, tenaga,dan pikiran hanya untuk bermain games online.

Games-games yang banyak diminati dan dimainkan sangat banyak macamnya. Diantaranya : Perfect World, Seal, Ragnarok,counter strike, RF online, Ayo Dance, Dota, Dll. Namun, disini saya tidak akan membahas  satu persatu games tersebut, saya lebih tertarik dan membahas sebuah game online yang ternyata mampu membuat atau terdapat komunitas-komunitas yang telah memiliki struktur didalamnya. Game online ini bernama DotA (Defend of the Ancients). Game ini merupakan hasil modifikasi untuk game warcraft 3 :the frozen throne.dan game ini memiliki sekitar 80 lebih hero yang dapat dimainkan. Cara bermainnya adalah  pemain diharuskan mempertahankan wilayahnya dari  serangan pihak lawan dan juga melakukan penyerangan sebaliknya Hingga markas atau pointen lawan hancur. Game online ini dapat dimainkan individu maupun secara bersama-sama atau team. Jika dimainkan individu maka pemain akan bermain dengan hero musuh yang dikendalikan oleh komputer (Bot dalam istilah counter strike). Namun, game ini juga  dapat dimainkan secara bersama-sama atau secara team dengan jaringan LAN atau Internet.

Dalam memainkan game ini ada server yang bertugas mengatur jalannya pertandingan sekaligus ia pun ikut bermain. Server mempunyai peran sebagai pembuat room (istilah gamers yang artinya pilihan bentuk permainan yang akan dibuat), menyeleksi para pemain yang ingin ikut bergabung bermain, dan dapat memberi sanksi  terhadap pemain yang melanggar aturan main. Yang menarik dari game ini adalah adanya pola interaksi  antar sesama pemain yang walaupun mereka berbeda daerah dalam bermain (jika dimainkan melalui jaringan internet) dan dalam pertandingan tersebut menjadi lawan bermain, namun dibalik itu ada seperti pembentukan niali-nilai yang membuat mereka seperti akrab dan bahkan bukan tidak mungkin game ini membuat Terintegrasinya para gamers yang bermain. Melihat hal ini, saya tertarik untuk mengetahui bagaimana pola interaksi mereka hingga kini saya mengetahui bahwa Dota adalah sebuah games yang memiliki komunitas dan terstruktur.

Mengapa disebut mempunyai komunitas dan terstruktur? Dalam game-game terdahulu yang bersifat online, memang banyak pula games yang membuat penggilanya membuat suatu komunitas tertentu. Yang menarik dari Dota disini adalah Dota merupakan games yang mempunyai komunitas dan juga memiliki struktur yang valid. Komunitas ini berawal dari mereka yang merasa penting untuk mempersatukan para Dota mania dalam sebuah wadah yang menaungi dan sebagai tempat berbagi pengalaman atau pengetahuan akan Dota. Komunitas ada yang berskala lokal dan bahkan ada yang bersifat nasional. Semua telah menjalin tali persaudaraan yang erat antar komunitas yang berada di kota maupun  di daerah.

Semuanya bertujuan sama yakni ingin mempersatukan para Dota mania yang berada di perkotaan atau dimanapun mereka yang ikut berpartisipasi. Di Bekasi sendiri ada pulahan komunitas Dota, Diantaranya adalah BDM (Bekasi Dota Mania), komunitas yang berada di Harapan Indah tepatnya berada di warnet G-Zone sebagai base camp. Memang komunitas ini diakui oleh para pengurusnya belum terlalau besar diantara komunitas Dota yang lain di Bekasi. Namun keakraban dan rasa solidaritas diantara sesama anggota komunitas sangat erat dan bahkan komunitas ini telah memiliki struktur organisasi yang utuh. Sungguh sangat tidak diduga bahwa game juga dapat membuat pemainnya berinisiatif membuat komunitas yang bertujuan sosial.

Games ini pun mempunyai struktur bagi para pemainnya yang memiliki Clan dalam jaringan internet. Yang menarik adalah Dalam suatu clan ada tingkatan atau strata yang berfungsi membagi antara para pemula dan pemainya yang telah DEWA (istilah Dota mania yang berarti pemain tersebut sudah senior atau telah pandai bermain). Dalam Clan ada ketua atau yang biasa disebut  dengan Chieftain, ia adalah ketua yang membentuk sebuah clan dengan dukungan para anggota yang setuju dia menjadi chieftain. Lalu  ada tingkatan Shaman, ini adalah tingkatan yang diinginkan oleh setiap anggota clan yang bergabung. Karena tingkatan ini berarti ia telah diakui oleh para pemain lain bahwa ia telah menjadi dewa Dota. Kemudian ada pula tingkatan yang bernama Grunt, Ini tingkatan yang tidak dapat dikatakan pandai dalam bermain namun tidak juga  pemula dalam bermain. Hanya saja menurut pemain lain para grunt harus terus berlatih kemampuamnya nermain. Terakhir adalah tingkatan Peon, Tingkatan ini adalah posisi bagi para pemain pemula game Dota yang bergabung dalam sebuah clan. Kesemuanya ini yang menentukan adalah chieftain mengenai naik-turunnya posisi para anggota clan dilihat dari hasil permainannya. 

Namun walaupun semua anggota menginginkan posisi shaman, mereka tidak pernah berselisih paham dan mengakui kualitas permainannya dibandingkan anggota lain, begitu pula dengan strata yang lebih tinggi tidak merendahkan strata di bawahnya. Mereka saling melengkapi dan memiliki rasa solidaritas yang tinggi dikarenakan hobi dan minat yang sama. Sungguh sangat berbeda dengan persepsi saya sebelumnya mengenai games yang bersifat online, bahwa saya berfikiran games online lebih individu dan tidak seperti games tradisional yang bersifat kelompok. Namun setelah diteliti ternyata  games online pun bisa bersifat kelompok yang memperkuat rasa solidaritas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar